Vintage Fever

Jum'at, 20 Februari 2015 - 11:11 WIB
Vintage Fever
Vintage Fever
A A A
Kalau sekarang ditanya lagi tren apa di luar negeri , jawaban saya, lagi tren barang-barang vintage atau sekarang ada bahasa kerennya, preloved .

Meski bekas, barang-barang ini bukan barang yang dikategorikan barang-barang loak atau rombengan seperti yang biasa kita jumpai di Indonesia. Barang-barang vintage yang lagi tren adalah barang-barang bermerek bekas pakai yang masih dalam keadaan layak pakai dan bahkan sebagian masih dalam kondisi yang sangat baik karena jarang digunakan, sebagian memang bekas barang koleksi kesayangan. Jadi, dalam kondisi yang sangat baik.

Meski barang-barang vintage ini bisa dikategorikan barang bekas, ada sebagian yang harganya bukan harga yang biasa sebagai barang bekas. Ada beberapa item yang harganya bisa jauh lebih mahal daripada harga mint atau harga barang barunya. Juara dunianya, sudah pasti merek Hermes. Barangbarang vintage Hermes, harganya bisa dipastikan jauh lebih mahal daripada harga barunya.

Misalnya nih, harga tas birkin bag ukuran 30, kulit biasa, produksi tahun 2007, USD5.000, harga barang vintage -nya sekarang mulai USD10.000. Nah yang bikin mau marah banget nih, dompet Hermes, Dogon, yang saya beli tahun 2006, harganya USD400-an, eh sekarang vintage- nya USD1.000-an.

Jadi, biar kata sudah buluk, barang itu tetap saya “sayangsayang” memakainya. Adapun yang paling parah kalau barang vintage -nya itu limited edition, baik karena dikeluarkan hanya satu atau musim-musim tertentu maupun dibuat sangat terbatas karena ada momen tertentu atau karena jenis materialnya terbatas. Wah, harga vintage -nya lebih parah banget. Vintage birkin bag yang terbuat dari kulit buaya himalaya dengan gembok berlian, harganya bisa mencapai USD150.000.

Saat membaca keterangan harganya di sebuah website balai lelang ternama, komentarnya hanya satu, “sakitnya tuh di sini”. Entah kenapa, mengoleksi barangbarang preloved ini bisa membuat kecanduan. Mungkin sih buat sebagian orang masih terasa aneh atau mungkin faktor gengsi juga memakai barang bekas. Buat saya sih, tidak ada masalah sama sekali membeli barang bekas sepanjang barang itu masih dalam kondisi yang sangat baik dan layak pakai.

Kalau saya suka, harganya cocok dan saya mampu membelinya saat itu, pasti saya beli. Dulu saya suka ngetawain ayah saya yang tergila-gila sama barang-barang vintage “kelas berat”, seperti lukisan , furnitur, homeware, dan homedeco . Sekarang sepertinya saya juga sudah tertular, vintage -nya sama, tapi jenis barangnya berbeda. Kalau ayah saya hafal mati banget semua pasar loak terkenal yang ada di berbagai belahan dunia, saya sih baru sampai pada taraf kalau ke luar negeri , yang dicari pasti barang-barang vintage versi saya, terutama kalau berkunjung ke Paris, surganya barang-barang vintage sedunia.

Saya suka banget berburu perhiasan antik dan tas antik di Paris. Perhiasanperhiasan dan tas antik dari zaman dulu, memang beda banget kualitasnya dengan barang-barang sejenis yang dibuat pada zaman sekarang. Khusus perhiasan, kualitas batu, emas, dan ikatannya, biasanya jauh lebih bagus dan lebih detail pengerjaannya. Batu-batu permata dan semi precious stone yang ada di dalam perhiasan antik, biasanya ukurannya jauh lebih besar dan asahannya lebih “dramatis”.

Surga membeli perhiasan antik itu di Paris dan di Turki. Dompet selalu ledes deh setiap kali pulang dari Paris dan Istanbul. Setiap mau ada kunjungan ke Paris atau Istanbul, saya biasanya sudah tahu, apa yang akan saya cari di sana, dan saya pantang pulang loh sebelum berhasil menemukan yang saya inginkan, plus dosa-dosa tambahan lainnya yang sama sekali tidak pernah direncanakan. Krisis ekonomi yang berkepanjangan di daratan Eropa membuat banyak jetset Parisienne yang terpaksa merelakan koleksinya dilepas, baik di balai lelang ternama, website penjualan barangbarang vintage , maupun di butikbutik barangbarang vintage .

Koleksi yang selama ini tidak pernah saya bayangkan akan pernah saya lihat, sering terlihat di tempat-tempat yang saya sebutkan di atas. Di satu butik vintage di Paris, saya pernah melihat satu koleksi utuh yang jarang terpajang, perhiasanperhiasan langka Chanel yang hanya digunakan sekali di fashion show Chanel pada tahun 1970-an. Koleksinya mahadahsyat dan dalam kondisi yang sangat baik.

Harganya memang tidak murah sama sekali, tapi oke banget untuk sebuah koleksi yang sangat langka. Orang yang mengerti dan menghargai seni dari koleksi ini, pasti tidak akan berkeberatan untuk membelinya. Salah satu koleksi yang sangat menarik untuk dimiliki dan dinikmati adalah koleksi baju-baju couture dari perancang-perancang ternama yang sudah wafat, seperti koleksi awal Coco Chanel, Galliano, Christian Dior, Emillio Pucci , dan lain-lainnya.

Koleksi couture rumah mode ini sekarang kan sudah dipegang sama inhouse designer pengganti, jadi koleksi langsung dari pemilik rumah mode jadi koleksi yang sangat berharga. Menurut pakar couture , koleksi paling berharga dari sebuah rumah mode adalah koleksi pertama dan terakhir dari seorang perancang untuk satu rumah mode. Misalnya koleksi pertama dan terakhir Marc Jacobs untuk Louis Vuitton. Untungnya, koleksi couture vintage ini ukurannya biasanya bukan ukuran saya. Sepertinya orang-orang dulu kan lebih kecil dan langsing daripada saya.

Jadi saya sama sekali tidak pernah tergoda untuk memaksakan diri membelinya. Saya pernah tanya sama sales attendant butik vintage di Paris, apakah memang masih ada ukuran orang yang lebih mirip ukuran liliput atau malah ukuran tuyul, terus jawabannya itu membuat saya tercengang, ternyata banyak yang membeli koleksi ini bukan untuk dipakai lagi, tetapi dibeli dan diperlakukan sebagai benda seni untuk dipajang di rumah, di kantor atau di butik.

Seru banget kan. Jadi, pengin deh saya ikutan mulai mengoleksinya walau harganya dan size -nya masih membuat saya perih di hati. Saking cintanya saya sama semua yang berjudul vintage di Paris, buku Miss Jinjing Paris saya, penuh dengan nuansa vintage dan info tentang koleksi barangbarang terindah di dunia.

Saya benarbenar menikmati saat menulisnya dan menuliskannya dengan penuh cinta langsung dari Paris saat hunting vintage di sana. Rasanya pengalaman terindah ini sulit terulang lagi. Hunting barang-barang vintage ini, buat saya, hiburan banget deh kalau lagi sendirian di rumah, atau di sela-sela waktu luang saat bekerja. Hiburan saya browsing di sejumlah website barang-barang vintage . Kalau sudah begini, jadi penyemangat banget buat saya bekerja dan cari uang.

Hidup hanya sekali, jadi harus dinikmati dong. Website sumber vintage favorit saya, Inseller.com , Therealreal.com, Globalelady.com, dan eBay . Kalau sudah begini, korbannya hanya satu, kartu kredit saya. Ah tuh kan, saya jadi pengin browsing lagi hari ini. Benar kan kata saya, dunia itu seluas dompet Anda dan mengelilinginya hanya perlu satu hentakan jari cantik ini. Welcome to the new borderless world E World! Happy Shopping!

Miss Jinjing
Konsultan Fashion
(ars)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1540 seconds (0.1#10.140)